Sabtu, 21 Februari 2015

7 Ilmuwan Muslim Bidang Matematika & Fisika

7 Ilmuwan Muslim Bidang Matematika & Fisika


Mungkin anda benci matematika dan fisika di sekolah, tapi jangan pernah membenci ilmuwan - ilmuwan di bidang itu, kerena mereka telah mengubah dunia dengan penemua - penemuannya. inilah 7 (Tujuh) ilmuwan muslim dibidang Matematika dan Fisika. selamat membaca

1. Al-Khuwarizmi (al-Jabar)
Abu Abdullah Muḥammad bin Musa al-Khawarizmi adalah seorang Ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Beliau Lahir sekitar tahun 780 di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidup beliau bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad.

Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga beliau disebut sebagai Bapak Aljabar. 

Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabara berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau.

Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.

2. Ibn al-Haitham (Bapak Optik)

Salah satu peletak dasar fisika optik adalah seorang ilmuwan muslim yang bernama lengkap Abu Muhammad al-Hassan Ibnu al-Haitham atau dikenal dibarat dengan nama Alhazen, Avennathan, Avenethan. Belaiu mengecap pendidikannya di Basrah dan Baghdad.

Setelah selesai di kedua kota tersebut, Ibnu Haitham meneruskan pendidikannya ke Mesir dan bekerja di bawah Khilafah al-Hakim, dari daulah Khilafah Fatimiyyah. Belajar yang dilakukannya secara oktodidak yang justru membuatnya tidak hanya mahir atau menguasai fisika optik saja, tapi juga beberapa bidang ilmu pengetahuan seperti ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, filsafat dan farmakologi. Beliau pernah mengunjungi Spanyol untuk melengkapi karya ilmiahnya. 

Tidak kurang dari 200 karya ilmiah di bebagai bidang telah beliau tulis sepanjang hidup beliau. Tulisan mengenai mata sudah menjadi rujukan penting dalam penelitian sains di Barat. Penelitian pada cahaya telah mengilhami ahli sains Barat seperti Boger, Becon, dan Kepler dalam menciptakan taleskop dan mikroskop. Beliau lah orang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai cahaya.

Karya utama mengenai tentang optik naskah aslinya dalam bahasa Arab hilang, tapi yang diterjemahkan dalam bahasa Latin masih ditemukan.

3. Umar Khayyam (Metode Geometri)

Umar Khayyam dilahirkan di Naisaphur, Ibukota Khurasan. Nama Asli beliua ialah Ghiyatsuddin Abul fatah 'Umar bin Ibrahim al-Khayyam. Khayyam berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia. Beliau lahir sekitar tahun 429 H/1038 M. 

Beliau terkenal sebagai seorang matematikawan dan  astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sulthan Jalaluddin Malik Syah Saljuqi  memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar.
Beliau Juga terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
Keahlian beliau dibidang astronomi terbukti Pada tahun 1073. Saat itu, Malik-Syah, mengundang Khayyam untuk membangun dan bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya, Khayyam dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari.
Namun sangat disayangkan, Filsafat atau kepercayaan Umar Khayyam agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas apakah beliau percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun beliau menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat dari qudrah ilahi. Beliau pun tidak percaya akan Hari Kiamat atau ganjaran serta hukuman setelah kematian.
Jika benar beliau berakidah seperti demikian, berarti beliau telah menjadi kafir, tapi beliau tetap dikenal sebagai Ilmuwan muslim.
4. Ibnu Firnas (Konsep pesawat terbang)

Berbicara soal dunia penerbangan tentu saja tidak pernah terlepas dari tokoh – tokoh seperti Sir George Cayley, Otto Lilienthal dan lain-lain. Tapi apakah kita tahu bahwa peletak dasar konsep pesawat terbang pertama adalah seorang ilmuwan muslim dari spanyol yang bernama Abbas Ibnu Firnas. Beliau layak disebut sebagai manusia pertama yang terbang, ribuan tahun sebelum Wright bersaudara berhasil melakukannya.

Abbas Qasim Ibnu Firnas yang dikenal dibarat dengan nama Armen firman lahir pada tahun 810 M. Di izn-rand Onda, Andalus (sekarang Ronda, spanyol). Selain bidang kimia, beliau juga menguasai berbagai bidang ilmu, antara lain Ilmu alam dan teknologi.Pria kelahiran Maroko ini hidup pada saat pemerintahan Khalifah Umayyah di Andalusia (Spanyol).

Pada Tahun 852, ibnu Farnas memutuskan untuk melakukan uji coba terbang dari menara mesjid Mezquita di Cordoba dengan menggunakan semacam saya dari jubah yang disangga kayu. Saya buatan itu ternyata membuat beliau melayang sebentar di udara. Beliau pun berhasil mendarat walaupun dengan cedera ringan. Alat yang digunakan Ibnu Farnas inilah yang kemudian dikenal sebagai parasut pertama di dunia.

Pada tahun 875, Ibnu Firnas merancang dan membuat sebuah mesin terbang yang mampu membawa manusia. Setelah versi final berhasil dibuat, beliau sengaja mengundang orang-orang untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di jabal al-‘Arus di kawasan Rusafa, dekat Cardoba.

5. Al-Jazari (penemu Jam)

Abu al-'Iz Ibn Ismail ibn al-Razaz al-Jazari (1136-1206) adalah seorang Ilmuwan dari Al-Jazira, Mesopotamia, yang hidup pada abad pertengahan. beliau adalah penulis Kitáb fí ma'rifat al-hiyal al-handasiyya (Buku Pengetahuan Ilmu Mekanik) tahun 1206, dimana beliau menjelaskan lima puluh peralatan mekanik berikut instruksi tentang bagaimana cara merakitnya.

Hanya sedikit yang diketahui tentang Al-Jazari, dan kebanyakan berasal dari perkenalannya dari buku "Pengetahuan Ilmu Mekanik". Nama Al-Jazari berasal dari tempat kelahirannya, Al-Jazira, Mesopotamia — nama tradisional Arab untuk wilayah di batian utara Mesopotamia dan sekarang dikenal sebagai wilayah tenggara Turki.

Seperti ayahnya, beliau mengabdi sebagai kepala insinyur di Istana Artuklu, kediaman dari Dinasti Artuqid cabang Mardin yang memerintah wilayah timur Anatolia sebagai wilayah pengikut dari Dinasti Zangid dan selanjutnya Dinasti Ayyubiyyah

6. Al-Kashi (Penemu Pecahan Desimal)

Jamshid al-kashi merupakan salah seorang matematikawan masyhur di dunia islam. Beliau adalah seorang saintis yang mengembangkan matematika dan astronomi pada jaman kejayaan dinasti timurid, di samarkand abad ke 14 M. Beliau berjasa mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan sederet penemuannya.

Al-Kashi lahir pada 1380 di kashan, sebuah padang pasir disebelah utara wilayah iran tengah. Beliau hidup peda era kekuasaan timur lenk, pendiri dinsti Timrid yang memenangkan sederetan pertempuran.

Al-Kashi berhasil melakukan observasi terhadap gerhana bulan di kashan yang terjadi pada 2 juni 1406. Selain itu, pecahan desimal yang digunakan oleh orang-orang cina pada jaman kuno selama berabad – abad merupakan pecahan yang diciptakan oleh al-kashi. Pecahan desimal ini merupakan salah satu penemuan besarnya. 

Sistem bilangan desimal adalah sistem bilangang yang menggunakan 10 macam angka dari 0,1, sampai 9. Setelah angka 9, angka berikutnya adalah 1 0, 1 1, dan seterusnya. Sistem bilangan desimal yang ditemukan oleh Al-Kashi sering dikenal sebagai sistem bilangan berbasis 10, karena tiap angka desimal menggunakan basis (radix) 10

7. Ibnu Nasr (teori sinus)

Saat masih di bangku sekolah menengah, tentu kita pernah mempelajari istilah sinus dalam pelajaran matematika. Sinus adalah perbandingan sisi segitiga yang ada didepan sudut dengan sisi miring. Hukum sinus ternyata dicetuskan oleh seorang matematikawan muslim pada awal abad ke 11 M.

Penemu teori sinus itu bernama Abu Nasr Mansur Ibnu Ali Ibnu Iraq yang akrab disapa Ibnu Nashr Mansur. Beliau hidup tahun 960 M. Sampai 1036 M.

Bill Scheppler dalam karyanya berjudul “Al-Biruni: Master Astronomer and Muslim Scholar of the eleventh century” mengungkapkan bahwa Abu Nasr merupakan seorang ahli matematika muslim dari persia. Beliau dikenal sebagai penemu hukum sinus, kata Scheppler.

Abu Nasr terlahir di kawasan gilan, persia. Hal itu tercatat dalam “The Regions Of The World” sebuah buku geografi persia 982 M.

(Sumber: 50 tokoh Penemu Dalam Dunia Islam, hal. 26-33, dan wikipedia bahasa indonesia)

0 komentar:

Posting Komentar