1. Faktor Intern
Faktor
intern adalah faktor perubahan sosial yang berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri. Faktornya bermacam-macam yakni perubahan jumlah
penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan
pemberontakan atau revolusi.
1.1. Perubahan Jumlah Penduduk
Perubahan
jumlah penduduk dapat disebabkan oleh berkurang atau bertambahnya
jumlah penduduk. Pertambahan penduduk menyebabkan perubahan sosial.
Seperti di pulau Jawa yang jumlah penduduknya semakin banyak. Hal ini
menyebabkan berkembangnya sistem kepemilikan tanah sehingga tidak
terjadi sengketa tanah antar penduduk.
Berkurangnya
penduduk disebabkan oleh urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa
ke kota. Sehingga di desa terjadi kekosongan karena tidak ada yang
mengelola. Ini menyebabkan perubahan sosial terjadi di daerah pedesaan.
1.2. Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan menambahkan atau mengembangkan suatu kebudayaan dalam masyarakat. Penemuan unsur kebudayaan yang baru disebut discovery.
Namun, tentu saja penemuan tersebut belum diterima sepenuhnya oleh
masyarakat. Pengenalan, pengembangan, dan pengetahuan terhadap unsur
kebudayaan yang baru tersebut diperlukan sehingga discovery menjadi invention. Invention adalah discovery yang telah diterima dan telah diterapkan oleh masyarakat.
Contohnya
adalah penemuan mobil. Pada awal penemuannya, tentu saja belum bisa
diterima oleh masyarakat sebagai pengganti kereta kuda. Walaupun mobil
lebih mudah perawatannya. Namun pada saat itu harganya masih sangat
mahal dan kecepatannya tidak secepat kereta kuda. Sehingga pengembangan
pun terus dilakukan untuk menekan harga dan meningkatkan performa mobil.
1.3. Konflik Dalam Masyarakat
Konflik
dalam masyarakat disebabkan oleh adanya perbedaan dalam masyarakat.
Walaupun konflik bersifat disosiatif atau memecah belah hubungan dalam
masyarakat. Konflik pasti akan diiringi oleh proses akomodasi yang
justru dapat menguatkan ikatan sosial. Hal ini terlihat ketika kita
membandingkan keadaan sebelum konflik dan setelah konflik.
1.4. Pemberontakan atau Revolusi
Revolusi
terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah. Sedangkan
pemberontakan terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah
ditolak oleh pemimpin masyarakat tersebut. Revolusi menyebabkan
terjadinya perubahan sosial secara besar-besaran. Contohnya adalah
kejadian revolusi di Rusia pada tahun 1917 yang menyebabkan perubahan
Rusia yang dahulu merupakan kerajaan berubah menjadi diktator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin marxis.
2. Faktor Ekstern
Faktor
ekstern adalah penyebab perubahan sosial yang berasal dari luar
masyarakat. Adapun faktor-faktornya adalah dari alam, peperangan, dan
pengaruh dari masyarakat lain.
2.1. Alam
Faktor
dari alam adalah faktor yang tidak dapat dihindari karena itu merupakan
kehendak Tuhan. Faktor dari alam bisa berupa bencana alam atau
perubahan iklim. Sehingga masyarakat harus beradaptasi dengan faktor
alam tersebut atau harus meninggalkan tempat tinggalnya.
2.2. Peperangan
Peperangan
tentu akan menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat. Terutama pada
pihak yang kalah dalam peperangan. Itu dikarenakan oleh pihak yang
kalah harus menerima ide-ide atau kebudayaan dari pihak yang menang.
Sehingga terjadi perubahan secara besar-besaran dalam masyarakatnya.
2.3. Pengaruh dari Masyarakat Lain
Hubungan
yang di lakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai
kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik salah satunya
adalah pertukaran kebudayaan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat
diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity.
Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan
lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur
kebudayaan asli dapat bergeser. Pertemuan tersebut disebabkan oleh
terdapat komunikasi massa antara kedua belah pihak.
7 Faktor Penyebab Perubahan Sosial